“ Ada dua syarat yang harus kalian penuhi. “ Sang ayah menyambung dengan nafas yang terengah engah. “ Perta
ma,
pada setiap hari kerja, kalian tidak boleh terkena sinar matahari.” Dan
kedua, setiap hari, kalian harus mamakan lima puluh ekor binatang. “
Kedua anaknya mengangguk angguk, ingin bertanya, tetapi tidak berani juga, apalagi sang ayah sudah dalam keadaan sangat kritis. Sang ayah pun meninggal setelah memberi petuah tersebut.
Sang kakak pindah ke utara, dan sang adik pindah ke selatan, dan mereka tidak pernah betemu sampai pada suatu saat empat tahun kemudian ketika bersama sama menyambangi kuburan sang ayah.
Sang kakak berkata: “ Dik, semua hartaku sudah habis sejak dua tahun lalu, karena petuah ayah. Setiap hari aku kemana mana ditandu, dan selalu ada empat orang yang harus siap menandu setiap saat. Akupun berpesta pora setiap hari untuk bisa menghabiskan lima puluh ekor binatang. Harta warisan pun telah habis sejak dua tahun lalu. Semua karena petuah ayah.”
Sang adik menjawab: “ Kak, hartaku telah melipat dua kali, semua ini karena petuah ayah. Setiap hari aku pergi bekerja sebelum matahari terbit dan baru pulang setelah matahari terbenam. Dan setiap hari aku makan ikan teri.”
**
Cerita lama yang sering saya pakai dalam seminar saya. Karena saya yakin setiap nasehat harus kita terima dan cermati dengan seksama, karena tidak semua hal adalah cocok untuk kita. Jangan mudah mengikuti teori2 bisnis, termasuk nasihat saya, timbanglah dengan cermat dan benar sebelum mengikuti nasehat siapa saja. Kadang kita harus paham benar maksudnya sebelum mengikuti petunjuk itu.
Apalagi hal2 yang terlalu menggiurkan: Tanpa resiko menjadi kaya; Teori keuangan dengan kurva sakti bermain saham selalu untung; Beli properti tanpa resiko tanpa modal dan pasti profit besar; Obat mujarab profit tinggi, tinggal mencari 3 kaki sudah mendapat pasive income selamanya; Internet bisnis menghasilkan kekayaan tanpa perlu kerja keras; dan seterusnya. Semakin manis kelihatannya, semakin jauh dari kenyataan.
Bisnis selalu sulit, selalu penuh resiko, selalu membutuhkan keringat, airmata, dan darah, sebelum kita bisa melihat keuntungan. Tidak pernah ada yang mudah dan enak dan tanpa resiko dan berpenghasilan besar. Berhati hatilah pada fatamorgana dan ilusi yang membuat itu seolah olah benar.
Berteriak teriak saja “Suksess ... Suksessss” tidak akan membuat anda sukses. Bekerja tekun, belajar lagi, bekerja lagi, gagal lagi, bekerja lagi, jatuh lagi. Pelahan kita membangun sukses kita, kita bayar harga setiap kemajuan dan kita lunasi semua kewajiban kita. Satu langkah demi satu langkah, kita langkahi pelahan-lahan perjalanan sukses kita.
*Tanadi Santoso, 15 Nov 2012.
Kedua anaknya mengangguk angguk, ingin bertanya, tetapi tidak berani juga, apalagi sang ayah sudah dalam keadaan sangat kritis. Sang ayah pun meninggal setelah memberi petuah tersebut.
Sang kakak pindah ke utara, dan sang adik pindah ke selatan, dan mereka tidak pernah betemu sampai pada suatu saat empat tahun kemudian ketika bersama sama menyambangi kuburan sang ayah.
Sang kakak berkata: “ Dik, semua hartaku sudah habis sejak dua tahun lalu, karena petuah ayah. Setiap hari aku kemana mana ditandu, dan selalu ada empat orang yang harus siap menandu setiap saat. Akupun berpesta pora setiap hari untuk bisa menghabiskan lima puluh ekor binatang. Harta warisan pun telah habis sejak dua tahun lalu. Semua karena petuah ayah.”
Sang adik menjawab: “ Kak, hartaku telah melipat dua kali, semua ini karena petuah ayah. Setiap hari aku pergi bekerja sebelum matahari terbit dan baru pulang setelah matahari terbenam. Dan setiap hari aku makan ikan teri.”
**
Cerita lama yang sering saya pakai dalam seminar saya. Karena saya yakin setiap nasehat harus kita terima dan cermati dengan seksama, karena tidak semua hal adalah cocok untuk kita. Jangan mudah mengikuti teori2 bisnis, termasuk nasihat saya, timbanglah dengan cermat dan benar sebelum mengikuti nasehat siapa saja. Kadang kita harus paham benar maksudnya sebelum mengikuti petunjuk itu.
Apalagi hal2 yang terlalu menggiurkan: Tanpa resiko menjadi kaya; Teori keuangan dengan kurva sakti bermain saham selalu untung; Beli properti tanpa resiko tanpa modal dan pasti profit besar; Obat mujarab profit tinggi, tinggal mencari 3 kaki sudah mendapat pasive income selamanya; Internet bisnis menghasilkan kekayaan tanpa perlu kerja keras; dan seterusnya. Semakin manis kelihatannya, semakin jauh dari kenyataan.
Bisnis selalu sulit, selalu penuh resiko, selalu membutuhkan keringat, airmata, dan darah, sebelum kita bisa melihat keuntungan. Tidak pernah ada yang mudah dan enak dan tanpa resiko dan berpenghasilan besar. Berhati hatilah pada fatamorgana dan ilusi yang membuat itu seolah olah benar.
Berteriak teriak saja “Suksess ... Suksessss” tidak akan membuat anda sukses. Bekerja tekun, belajar lagi, bekerja lagi, gagal lagi, bekerja lagi, jatuh lagi. Pelahan kita membangun sukses kita, kita bayar harga setiap kemajuan dan kita lunasi semua kewajiban kita. Satu langkah demi satu langkah, kita langkahi pelahan-lahan perjalanan sukses kita.
*Tanadi Santoso, 15 Nov 2012.
No comments:
Post a Comment